RIMKA

Remaja Islam Mesjid Raya Kacang disingkat RIMKA, hampir setiap hari up date status di fb.  Itu hal  yang sangat menggembirakan. Apalagi mesjid Raya Kacang merupakan mesjid "induk" di  Nagari Kacang, kehadiran RIMKA sangat dibutuhkan. RIMKA yang anggotanya, tentu sebahagian besar para remaja adalah "gudangnya" ide dan tenaga.  Bila suasana demokratis menjadi denyut aktifitas RIMKA, ide dan tenaga menjadi modal sosial yang sangat potensial untuk dapat bergerak secepat dan sefektif mungkin. Bila RIMKA sudah mulai bergerak, tentu kita harapkan remaja mesjid-remaja mesjid lainnya ikut menyusul. Untuk memakmurkan mesjid, butuh ide kreatif, sehingga nuansanya dinamis. Suasana mesjid selalu terbaharukan. Melalui kegiatan gotong-royong kebersihan lingkungan mesjid misalnya, akan mampu melahirkan rasa kebersamaan disela-sela senda gurau yang mengiringinya.  Suasana enjoy akan melahirkan hal yang sesungguhnya bukan dibuat-buat. Dengan merutinkan tradisi musyawarah untuk mufakat akan mengakomudasi ide-ide liar diluaran sana. Manakala ide liar tersebut tidak mendapat saluran yang pas, akan menimbulkan sejumlah kekecewaan-kekecewaan. Pengurus RIMKA bila mendapati hal seperti itu, harus cepat tanggap. Sikap kritis sebahagian anggota, itu pertanda mereka mulai mencintai RIMKA. Cepat dekati mereka, dengar secara keseluruhan apa keinginan mereka. Dengan demikian, mereka merasa diperhatikan. Bila itu terjadi, mereka akan menjadi eksekutor ulung. Bahkan terkadang, mereka rela mengeluarkan "saku" mereka untuk mendapatkan pengakuan atas kerja yang mereka lakukan. Sungguh awal yang baik, bila Pengurus Mesjid Raya Kacang memberikan dukungan total. Selalu memberikan ruang dan waktu untuk mendengarkan hambatan-hambatan yang dialami RIMKA  dalam melaksanakan program kerjanya. Kesulitan terbesar yang selalu dialami remaja mesjid-remaja mesjid yang selama ini aktif adalah tidak harmonisnya hubungan organisasi pengurus mesjid selaku "Bapak" dengan organisasi remaja mesjid selaku "anaknya". banyak kejadian bahkan aktifnya remaja mesjid dianggap rival bagi organisasi induk dalam hal ini pengurus mesjid. Selalu saja program-program remaja mesjid dibatasi hanya pada kegiatan-kegiatan tertentu saja. situasi tidak kondusif seperti ini justru turut andil dalam melemahkan kinerja organisasi remaja mesjid. Biarkanlah mereka beraktualisasi diri melalui remaja mesjid. Toh gerak gerik mereka masih bisa dimonitor. Pengurus mesjid sangat berkepentingan terhadap keberadaan remaja mesjid sebagai wadah kaderisasi ketika mereka dibutuhkan jama'ah untuk membantu pengurus mesjid yang akan memasuki masa "pensiun" sebagai pengurus mesjid. Tanpa proses kaderisasi terlebih dahulu, sering pengurus mesjid kurang memahami tugas yang embannya. Hal tersebut mengakibatkan pengurus mesjid menjadi stagnan. Untuk memakmurkan  mesjid juga butuh tenaga-tenaga muda. Para kawula muda, sebahagaian besar memiliki cukup waktu untuk terlibat secara maksimal di kegiatan remaja mesjid.