Kamis, 04 Oktober 2018

PERTEMUAN IMF-WORLD BANK DI BALI, PATUTKAH ?

Walau suara teriakan dari rakyat agar pertemuan IMF-WORLD BANK Annual Meeting pada tanggal 8 - 14 Oktober 2018 di Bali diundur beberapa waktu yang akan datang dengan alasan, rakyat Indonesia lagi sedang berduka yang mendalam atas bencana di NTB, Palu dan sekitarnya, namun pemerintah tak bergeming, kekeh akan tetap melaksanakan acara tersebut. Sejumlah 30 helikopter telah disiapkan untuk jemput antar para pemimpin dunia dan untuk antisipasi gempa. Telah disiapkan anggaran Rp. 800 miliar untuk biaya acara pertemuan para pemimpin dunia membahas IMF-World Bank. Sungguh pemimpin bangsa ini sedang mati rasa. Tidak bersimpati dan tidak berempati sepenuh hati terhadap tangisan rakyatnya sendiri yang anak dan isterinya meninggal dunia akibat bencana gempa dan tsunami. Lebih mengutamakan para tamu dan menjamunya secara mewah dengan uang pajak rakyat yang sekarang lagi sangat butuh-butuhnya biaya hanya untuk sesuap nasi. Pemimpin yang mengatas namakan keberpihakan kepada rakyat tapi kewajiban-kewajiban kepada rakyatnya diabaikan. Rehabilitasi membutuhkan waktu lebih dari dua bulan, begitu pendapat Wakil Presiden, Bapak JK. Mestinya diwaktu yang dua bulan tersebut, sosok pemimpin harusnya bersama mereka yang ditimpa bencana. Kondisi psikologis mereka sangat terganggu. Anaknya meninggal, suaminya meninggal, isterinya meninggal. Situasi sangat labil tersebut membutuhkan uluran tangan dari saudara-saudaranya. Apalagi goncangan gempa masih saja terus terjadi, ini sungguh membuat mereka trauma, kecemasan yang tinggi dan ketakutan yang luar biasa. Yang dibutuhkan mereka adalah kepastian bahwa keluarga mereka yang sekarang masih hilang di lumpur atau dibawah reruntuhan bangunan bisa diketemukan, hidup atau telah menjadi mayat. Yang dibutuhkan mereka adalah pelayanan yang memuaskan terhadap seluruh saudara-saudara mereka yang sedang sakit berat akibat musibah tsunami dan gempa. Dan untuk kesembuhan mereka, tidak cukup satu minggu kedepan. Pasti membutuhkan perhatian dan kepedulian semua, tak terkecuali pemerintah. Yang dibutuhkankan mereka adalah hadirnya kita selaku pemimpin dikala mereka suka apalagi dikala duka seperti sekarang ini.

Penulis : Muslih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar