Jumat, 07 September 2018
DOLAR PERKASA, WHY ?
Sebagai pedagang yang sehari-hari berbelanja ke distributor barang makanan/ minuman pabrikan dan alat-alat tulis kantor, sedikit banyak, penulis mengenal karakter pasar yang lagi sangat dinamis hari ini. Biasa kertas HVS folio satu rem seharga Rp. 29. 000, sekarang ditingkat distributor dijual Rp. 43.000, lalu ditingkat pengecer dijual berapa ya ? Lonjakan harga yang sangat signifikan tersebut terjadi di tiga bulan terakhir dan belum menunjukkan stabilitas harga yang "pas". Walau pabrik kertas, produksinya berada di Riau, namun harga tetap mengalami fluktuasi yang sedemikian rupa, mengapa ?. Memang dalam hal pengadaan bahan baku pokok berupa kayu diperoleh dari dalam negeri, tapi kan bahan-bahan pengolahan yang lain, tetap diimpor dari luar negeri. Ketika kita masih sangat tergantung dengan produk-produk impor, ketika itu pula kita akan bersentuhan langsung dengan dinamika di luar negeri baik dinamika politik maupun dinamika ekonomi. Itu baru bicara satu produk saja, belum lagi kita bicara produk pangan dan lainnya yang jumlahnya ribuan. Hari ini, dolar Amerika lagi berkibar, Argentina, Turki dan termasuk Indonesia sedang mengalami penurunan nilai mata uang yang cukup signifikan. Rupiah bahkan hingga Jum'at 7 Agustus 2018, rupiah bertengger di Rp. 14.890 per dolar Amerika. Ini masalah serius. Dan harus direspon secara sungguh-sungguh oleh para pihak, pemerintah dan pelaku usaha. Kita salut dengan Turki, pemerintah, pengusaha dan rakyatnya bahu membahu agar mata uang lira kembali berkibar. Qatar sangat mendukung, demikian juga Pakistan. Bahkan presiden Erdogan mengajak negara-nagara lain untuk masing-masing mengefektifkan mata uang negara masing-masing, bukan dolar Amerika. Ini ide brilian, beliau tidak hanya memikirkan negaranya saja untuk bisa bangkit, tetapi juga mengajak negara-nagara yang senasib korban dolar Amerika untuk bergerak bersama, dan maju bersama. Lalu kita bagaimana, hingga hari ini kita masih suka mengkambinghitamkan pihak ekternal tanpa introspeksi kelemahan-kelemahan kita. Sudah ada sih yang memulai, misalnya Sandiaga Uno dengan gagasan melepas dolar Amerika yang dimilikinya, namun itu baru satu orang, sementara yang menumpuk-numpuk dolar masih bungkam seribu bahasa. Itu bedanya kita dengan Turki. Makanya dolar Amerika masih tetap perkasa hingga hari ini. Wallahu A'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BalasHapusSaya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.
Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.
saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp35 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
Pembayaran yang fleksibel,
Suku bunga rendah,
Layanan berkualitas,
Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan
Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)
Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)