Rabu, 07 Maret 2018

HUBUNGAN BATHIN

Kami yakin hubungan bathin masih terpelihara mengingat ada hubungan kekeluargaan  (sumber kutipan dari tulisan orang tua kita, Bapak Muslim Thalib Dt. Pakomo alinea ke 2). 

Kutipan tulisan Dt. Pakomo tersebut diatas menyiratkan optimisme tokoh masyarakat di Kanagarian Kacang. Hubungan kekeluargaan menjadi magnet tumbuhnya kesadaran anak Kacang rantau untuk berkunjung ke kampung asal, kampung orang tua dan nenek mereka. Kedatangan mereka dikampung disambut hangat oleh datuk, nenek dan keluarga dikampung. Kadatangan meteka dikampung telah membawa peralatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan rumah datuk nenek mereka. Kedatangan mereka ke kampung banyak diisi dengan kegiatan jalan-jalan menikmati keindahan pemandangan dikampung. Kedatangan mereka dikampung bershilaturrahmi dengan dunsanak-dunsanak dikampung, dijelaskan silsilah keluarga satu persatu. Kedatangan mereka dikampung, dikenalkan oleh datuk mereka batas-batas tanah ulayat milik kauman, agar dikemudian hari tidak menimbulkan sengketa. Itu agenda pulang kampung bagi keluarga yang memahami urgensi mudik. Bagi sebahagian orang tua, pulang kampung bukan menjadi agenda penting walau asal mereka berasal dari kampung. Nenek, datuk dan sebahagian besar karib kerabat telah pindah ke rantau. Pola hidup mereka telah menyatu dengan nilai-nilai dimana mereka berada. Bahkan bahasa dikeluarga sehari-hari digunakan bahasa nasional. Anak mereka mengerti bahwa asal keluarga mereka dari Kanagarian Kacang. Ayah mereka asli kelahiran Kacang. Ibu mereka asli kelahiran Kacang. Mereka lebih memilih beradaptasi secara total kultur di rantau dan untuk anak-anak cucu mereka juga. Pilihan tersebut tentu punya alasan masing-masing. Sebagai peguyuban, peran IKKA Pekanbaru adalah mengajak dan mengenalkan tata krama dan adat istiadat Kanagarian Kacang kepada semua keluarga besar asal Kanagarian Kacang dan termasuk kepada masyarakat luas agar kekayaan budaya yang telah diwariskan secara turun temurun pada akhirnya bisa diterima sebagai bahagian dari kekayaan budaya di rantau yang tidak saja menjadi kebanggaan orang Kacang semata tetapi menjadi kebanggaan warga tempatan, apalagi kota Pekanbaru yang dikenal dengan kota pendatang atau kota pasar. Hidup dikota majemuk seperti kota Pekanbaru pada dasarnya menerima semua tata krama, adat istiadat yang sama-sama tumbuh dan berkembang di rantau, walau daerah ini lebih dikenal dengan tata krama dan adat istiadat Melayu. Tata Krama dan adat istadat Melayu sebagaimana kita kenal selama ini, sangat wel come terhadap tata krama dan adat istiadat yang ada di nusantara untuk tumbuh dan berkembang di bumi Melayu ini. Apa yang kita nikmati sehari-hari ketika ada acara resepsi pernikahan, dimana umumnya keluarga Kacang di Pekanbaru sangat nyaman menggunkan tata krama dan adat istiadat minang umumnya dan Kacang khususnya. Itu artinya bagi warga Kacang rantau di kota Pekanbaru terbuka lebar untuk mengembangkan lebih profesional lagi kekayaan adat istiadat Kacang bersaing ketat dengan adat istiadat lainnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar