Sebagai pengurus IKKA Pekanbaru periode 2016 - 2021 yang dilantik pada tanggal 24 Juli 2016, maka usia kepengurusan baru 1,8 tahun. Usia yang relatif muda. Disamping juga usia secara personal, sebahagian pengurus terbilang masih muda dan sebahagian pengurus inti ada yang masih muda dan belum menikah. Sebagai orang yang muda pengalaman dan muda usia tentu butuh bimbingan dan arahan serta nasehat dari para senior-senior sebelumnya. Dengan pertimbangan itu jugalah mengapa penasehat IKKA Pekanbaru berjumlah 15 orang, dengan latar belakang pendidikan, profesi dan keterampilan yang berbeda-beda pula. Bahkan ada satu penasehat dari kaum hawa. Dengan jumlah penasehat yang banyak dan hadir disetiap rapat-rapat pengambilan keputusan, diharapkan keputusan-keputusan tersebut benar-benar "matang" ditinjau dari berbagai sudut pandang. Alhamdulillah, disetiap rapat-rapat pengambilan keputusan, berdasar daftar hadir yang diisi, sebahagian penasehat hadir dan mengikuti hingga rapat selesai. Sebahagian penasehat yang lain minta izin dengan alasan, dan sebahagiannya tanpa berita. Ironisnya justru yang tidak datang sibuk berkoar-koar di media sosial (medsos). Miris memang, tapi ini realitas yang terjadi. Dibelahan dunia lain, lain lagi ceritanya, di WAG-WAG milik urang awak, Uda-uda kita, Uni-uni kita saling bersitegang dengan pendirian masing-masing. Mengatasnamakan cinto nagari, mareka kekeh akan mengadakan acara pulbas ke kampung tacinto, ditempat yang sama, diwaktu yang bersamaan tapi panitianya kembar, beda-beda. Mengerikan !!! Ini tontonan sangat tidak biasa, ini tontonan sangat tidak lucu dan ini tontonan sangat tidak menarik. Apakah masing-masing pihak tidak terfikirkan dampak pasca acara pulbas ? Akan semakin terpolarisasilah wajah urang kacang. Masing-masing bangga dengan keberadaan kelompoknya masing-masing. Merasa paling dicintai anak nagari. Merasa paling diterima urang sekampung. Merasa paling berjasa dalam membangun nagari Kacang. Inilah periode yang sangat mengkhawatirkan. Inilah periode yang orang-orang sebelumnya tak membayangkan bakalan terjadi di nagari ini. Perbedaan-perbedaan yang mengkristal sedemikian rupa. Kami yang muda-muda bingung harus bersikap seperti apa kepada Uda-uda, Uni-uni. Kami yang muda-muda kehilangan tali yang mesti kami pegang. Kami kehilangan orang yang seharusnya kami tuakan dalam melangkah.
Masih ada kesempatan
Mewakili adiek-adiek nan masih mudo-mudo, maimbau kepada kasadonyo, marilah kita saling mema'afkan satu dengan lainnya. Marilah kita bersatu demi kemajuan nagari Kacang. Satukan hati kita. Satukan kepanitiaan pulbas kita. Kita agendakan program pulbas secara bersama-sama. Kita mintakan petuah-petuah dari orang tua kita, KAN. Kita dengarkan baik-baik. Kita laksanakan baik-baik.
Kalau itu yang terjadi
Kami sangat bersyukur kepada Yang Kuasa, karena masih ada secercah harapan dimasa depan. Kami akan merasa bangga jo Uda-uda, Uni-uni yang memiliki jiwa kesatria. Mengakui kelebihan dan kelemahan masing-masing. Menerima kelebihan dan kelemahan teman bicara kita. Dizamannya, kita memiliki kekuatan. Kekuatan itu adalah persatuan.Dizamannya, kita menjauhi perpecahan. Karena perpecahan itu adalah kehinaan. Saling melemahan satu dengan lainnya. Semoga kita terjauh dari hal-hal seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar