Rabu, 11 April 2018

BERORGANISASI, BUKAN UNTUK KEPENTINGAN SESA'AT ?

Banyak organisasi peguyuban muncul kepermukaan disa'at musim pemilihan kepala daerah (pilkada) dan pemilihan legislatif (pileg). Setelah usai pilkada dan pileg, aktifitas peguyuban kembali hilang.  Terkesan jadinya, kalau organisasi peguyuban keberadaannya sebatas diperalat. Dan tentu kesan itu buruk bagi masa depan peguyuban itu sendiri. Disamping melemahkan peguyuban itu sendiri, kesan diperalat juga rentan menimbulkan perpecahan dikalangan pengurus dan juga anggota dan simpatisan.  Saling curiga satu dengan lainnya menimbulkan keresahan yang berujung malasnya anggota untuk aktif dipeguyuban tersebut.  Tradisi ini tradisi klasik yang terus berulang-ulang terjadi. Tradisi ini sebaiknya dirubah. Pola hubungan antar keduanya adalah pola hubungan sederajat. Satu dengan lainnya, saling menghargai, saling menghormati dan saling mengokohkan eksistensi masing-masing. Eksistensi peguyuban diukur dari seberapa komit peguyuban tersebut melaksanakan aturan-aturan yang tertuang di AD& ART, pola kebijakan yang disusun, program-program kerja yang disepakati dan tata tertib organisasi yang dibuat. Maka kesadaran berorganisasi untuk disiplin terhadap aturan-aturan yang ada bukan saja menjadi kesaradaran bagi para pengurus peguyuban saja tetapi juga menjadi kesadaran kolektif seluruh anggota dan simpatisan peguyuban. Dengan demikian, keaktifan kita disebuah komunitas atau peguyuban bukan bertujuan untuk menarik-narik organisasi peguyuban untuk memuluskan kepentingan pribadi atau golongannya  tetapi justru kita yang seharusnya wajib patuh terhadap keputusan-keputusan dan ketetapan-ketetapan organisaai peguyuban. Dari semangat itu tumbuh rasa kebersamaan, tumbuh rasa untuk sama-sama memberikan  kontribusi terbaik untuk membesarkan organisasi, tumbuh rasa  kegotong-royongan untuk cepat-cepat menyelesaikan setiap masalah yang menimpa organisasi, bukan justru menjadi beban bagi organisasi. Untuk menjadikan itu semua terwujud, maka seluruh anggota tanpa terkecuali harus memahami tujuan didirikan suatu peguyuban. Dengan memahami tujuan didirikannya suatu peguyuban, secara sadar kolektif, kita sebagai anggota tidak mudah tergiur dengan godaan-godaan sesa'at tetapi lebih memilih kerja-kerja yang produktif demi tercapainya tujuan kita berorganisasi. Tumbuh kader-kader peguyuban yang sangat militan dan pantang menyerah kepada realitas. Tetapi kehadirannya justru merubah realitas yang negatif kepada realitas yang diinginkan oleh organisasi peguyuban tersebut.  Tumbuh kader-kader peguyuban yang tangguh, tidak sebatas bertahan, tetapi lebih dari itu, mereka aktif mengajak urang rantau kampung yang belum bergabung untuk segera bergabung dipeguyuban ini. Bukan sebaliknya, yang dulunya telah bergabung justru hari ini dia keluar dari peguyuban ini dan menarik-narik yang lain untuk keluar dari peguyuban tacinto ini. Bila ini yang terjadi, apa yang pantas sebutan yang patut diterima. Semoga ini hanya memjadi mimpi buruk, bukan realitas yang sesungguhnya terjadi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar