Senin, 01 Oktober 2018

PKS KU SAYANG, PKS KU MALANG

Engkau lahir dari perut ibumu bernama reformasi. Para deklatormu adalah reformer sejati. Dulu namamu PK. Engkau lahir membawa misi reformasi. Maka pikiranmu adalah reformasi, hatimu adalah reformasi, ucapanmu reformasi dan perilakumu adalah reformasi. Mestinya kamu disambut dengan "tangan terbuka". Kehadiranmu harusnya dirindukan, dinantikan, dielu-elukan oleh segenap anak bangsa, karena kamu satu denyut jantung dengan komponen anak bangsa yang sama-sama memperjuangkan nilai-nilai demokrasi yang selama ini dibungkam. Lalu kenapa dalam perjalananmu, kamu terengah-engah. Banyak orang merasa terancam dengan kehadiranmu. Mungkinkah karena kamu masih menyukai memakai baju "eksklusifmu". Mungkinkah karena kamu dianggap gagal bersosialisasi dengan lingkungan RT dimana kamu berdomisili. Mungkinkah karena kamu hanya ingin menang sendiri. Mungkinkah karena kamu selalu ingkar janji. Mungkinkah karena kamu gagal berintegrasi dengan hukum positif yang berlaku di negeri ini. Mungkinkah karena kamu menganggap perbedaan pendapat dalam suatu urusan sebagai musuh yang harus dihabisi. Mungkinkah karena kamu menganggap keputusan organisasi lebih tinggi dari lainnya. Atau ada hal yang sengaja disembunyikan. Kini, kamu digerogoti oleh dirimu sendiri. Ada kader senior Jawa Barat yang mengundurkan diri. Kemudian kader senior Jawa Timur mengundurkan diri. Nyusul Pengurus wilayah Bali berserta jajarannya dan anggota, rame-rame mengundurkan diri. Berikutnya berita terhangat, pengurus Sidoarjo turut mengundurkan diri. Ada apa ini sesungguhnya ? Memang, kamu pernah menguasai Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan daerah lainnya, apakah "menguasai DPRD atau menjadi eksekutif", namun itu tidak berlangsung lama, begitu pemilu/ pilkada berikutnya, rakyat meninggalkanmu. Mengapa begitu mudah rakyat berlepas diri denganmu, seakan tidak ada ikatan apapun yang membuatnya ada sedikit loyalitas. Kayaknya memang, rakyat kini menilai tidak ada bedanya antara partai yang satu dengan lainnya. Kini rakyat hanya berharap kepada figur atau tokoh yang diusung partai. Mereka bukan memilih partai, tapi mereka memilih tokoh yang diusung partai. Bila tokoh yang diusung partai dianggap seide dengan rakyat, maka rakyat akan memilih mereka. Namun bila partai mengusung tokoh yang tidak seide dengan rakyat, apalagi pernah terlibat korupsi, maka rakyat akan meninggalkan dua-duanya, yaitu tokoh yang ditawarkan dan partai yang mengusungnya. Maka jangan sekali-kali sakiti hati rakyat, karena suatu sa'at pasti kita butuh mereka. Tanpa rakyat, negara ini tidak bermakna apa-apa. Maka pedulilah kepada rakyat, apa yang sedang mereka rasakan hari ini.

Penulis : Muslih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar