Selasa, 16 Januari 2018

PULANG BASAMO OR SAMO-SAMO PULANG

Tradisi mudik menjadi ritual tahunan umat Islam Indonesia. Mudik dalam artian pulang kampung karena ingin berhari raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Dulu mudik dilaksanakan pribadi-pribadi. Akhir-akhir ini ada tren mudik dikelola oleh perusahaan dimana karyawan bekerja. Karyawan pulang bersama mobil milik perusahaan atau diadakan perusahaan secara gratis. Di Provinsi Sumatera Barat ada istilah PULANG BASAMO. Pengertian secara umum lebih kurang sama dengan terma mudik. Pulang Basamo terma khusus karena program tersebut secara teknis dikelola oleh sebuah organisasi peguyuban urang rantau. Sebut saja peguyuban IKATAN KELUARGA KACANG (IKKA) yang dalam hasil MUSYAWARAH BESAR (MUBES) pada tahun 2015 mengamanatkan kepada Pengurus IKKA Pusat periode 2015 - 2020 untuk melaksanakan program PULANG BASAMO setiap 2 tahun sekali. Itu berarti program PULANG BASAMO dilaksanakan di tahun 2017 dan 2019. Berdasar sosialisasi yang lakukan oleh Ketua Umum IKKA Pusat ke Pengurus IKKA Pekanbaru di Sekretariat IKKA Pekanbaru di tahun 2017 bahwa rencana PULANG BASAMO 2017 ditunda dan dilaksanakan pada tahun 2018 dengan alasan situasi dan kondisi di Kanagarian Kacang ketika itu kurang kondusif. Seiring dengan perjalanan waktu,  wacana/ diskursus  tentang program PULANG BASAMO terus menguat/ bergulir, tepatnya mulai pada tanggal 24 Desember 2017 yang lalu. Mengapa ? Karena ditanggal tersebut terdapat 2 kegiatan besar yang dilaksanakan oleh sama-sama urang rantau Kacang. Pertama, kegiatan SHILATURRAHMI IKKA REGIONAL yang diadakan oleh IKKA Pekanbaru dengan turut mengundang Bapak H. Syamsul Bahtiar selaku Penasehat IKKA Pusat. SHILATURRAHMI IKKA REGIONAL membahas 2 agenda strategis yaitu Strategi Penguatan IKKA Cabang dan Urgensitas PULANG BASAMO. Hasil kegiatan tersebut merekomendasikan beberapa kesepakatan bersama baik ditujukan kepada IKKA cabang sepropinsi Riau dan Riau Kepri maupun ditujukan kepada Pengurus IKKA Pusat. Kedua, kegiatan KFG yang diadakan oleh Team  KFG  tepatnya di Tanjung Sopan Kanagarian Kacang. Kegiatan KFG  yang sebagian orang menyambutnya dengan penuh Kritis, namun tetap terlaksana dengan super meriah dan sukses bahkan tersebar di media sosial hingga hari ini. Keberhasilan kegiatan yang gagas oleh  srikandi-srikandi Kacang rantau berkolaborasi dengan warga Kanagarian Kacang dengan dukungan penuh dari pemuda pemudi Kacang, kegiatan KFG 1 menyisakan banyak kenangan-kenangan indah. Indah dalam kebersamaan. Indah dalam suasana yang sangat egaliter. Indah karena menimbulkan rasa cinta pada kampung halaman yang selama ini, jarang dipikirkan dan bahkan mungkin tak terpikirkan. Indah karena mampu membangkitkan rasa empati kolektif terhadap saudaranya yang nasibnya tidak sama dengan saudaranya yang kebanyakan. Bahkan mereka rela dengan ikhlas berwakaf harta secara renteng untuk membuktikan rasa cinta mereka dan ini mampu menggerakkan urang rantau Kacang dari mana-mana. Gelora itu yang kemudian jatuh hati pada kepinginnya warga rantau untuk pulang kembali ke kampung halaman di hari raya 1439 H yang akan datang. Keinginan kolektif tersebut terbungkus apik dan dititipkan  ke program PULANG BASAMO. Setiap hari, siang malam media sosial diserbu dengan diskurus PULANG BASAMO. Walau beberapa kali diingatkan agar tidak terlalu terkencang berpikir mengalir deras ide-ide cemerlang, karena dikhawatirkan akan melabrak batu-batu cadas yang besar lagi kokoh. Keinginan yang tak terbendung. Keinginan yang landasi oleh membuncahnya ide-ide dan cinta secara bersamaan. Keinginan yang melahirkan rasa pengorbanan tanpa batas. Keinginan yang bila tak tersalurkan lewat program PULANG BASAMO IKKA Pusat, mereka bertekad untuk tetap pulang melalui program SAMO-SAMO PULANG yang diadakan oleh diri mereka masing-masing, tergantung siapa yang mendahului.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar