Jumat, 15 Juni 2018

AHLI NERAKA TAMPAK SEBAGAI AHLI SURGA (Amal Tergantung Akhirnya)

Inspirasi tulisan kita kali ini adalah hadis dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’id RA. Dimana ia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ ، وَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

"Sungguh ada seorang hamba yang beramal dengan amalan ahli surga menurut yang tampak oleh manusia, namun sebenarnya dia adalah ahli neraka. Dan ada pula seorang beramal dengan amalan ahli neraka menurut yang tampak oleh manusia, namun sebenarnya dia adalah ahli surga. Sesungguhnya amal-amal itu tergantung bagaimana akhirnya" (HR Bukhari).

Pelajaran penting dari hadis di atas adalah kita tidak mengetahui bagaimana akhir kehidupan seseorang, termasuk diri kita sendiri. Karena Allah-lah yang menggenggam jiwa dan pemberi hidayah kepada setiap hati manusia.

Oleh sebab itu, kita tidak boleh sombong apalagi kagum dengan ibadah yang kita lakukan dan mengklaim orang lain sebagai ahli neraka karena kemaksiatannya. Karena boleh jadi orang lain yang menurut pandangan kita sebagai ahli neraka, akhir hidupnya husnul khotimah dengan bertobat kepada Allah. Dan kita yang awalnya rajin beribadah, dengan satu perkara yang diuji oleh Allah, bisa saja kita tidak tahan akhirnya su'ul khotimah karena bermaksiat kepada Allah.

Awal hadis di atas sebenarnya menceritakan seorang muslim yang hidup di masa Rasulullah. Ia pemberani dan banyak membunuh orang musyrik dan kafir di medan perang. Banyak orang cemburu dengan semangat juangnya dan menyangka dia adalah ahli surga. Tapi, apa komentar Rasulullah terhadap orang tersebut? "Siapa yang ingin melihat penduduk neraka, lihatlah orang tersebut!" kata Rasulullah.

Kita yakin, apa yang diucapkan Rasulullah bukanlah bersumber dari hawa nafsu, ia hembusan wahyu dari Allah Subhaana Wa Ta'ala yang pasti memiliki kebenaran yang banyak mengandung pelajaran.

Ucapan Rasulullah terbukti, pejuang  gagah berani yang menurut kebanyakan orang sebagai ahli surga itu diakhir hidupnya ternyata bunuh diri (melakukan amalan ahli neraka). Ia tidak tahan dengan luka yang dideritanya, ia putus asa, akhirnya menusukkan pedangnya ke dadanya. Dan kejadian itu disaksikan oleh seseorang yang mengikutinya karena penasaran dengan ucapan Rasulullah.

Pelajaran lain dari hadis di atas adalah, bahwa amalan terakhir yang akan menentukan bagaimana akhir kehidupan seseorang. Akhir hidup yang baik alias husnul khotimah, tentu bagi yang taat beribadah sampai akhir hidupnya. Dan su'ul khotimah bagi mereka yang bermaksiat kepada Allah di akhir hidupnya. Dan ingat, kita tidak bisa memastikan di mana posisi kita berada nantinya.

Sebab itu, usaha kita untuk meraih husnul khotimah dan bagian dari ahli surga adalah dengan kontinu beribadah kepada Allah 'Azza Wa Jalla. Karena amal yang kontinu meski kecil lebih disukai oleh Allah daripada amalan besar tapi sesekali dikerjakan. Karena amal yang dilakukan sesekali itu sendiri menunjukkan ketidakseriusan.

Dan tak kalah pentingnya juga adalah berdoa kepada Allah agar teguh dalam menjalani ketaatan dalam agama. Karena betapa banyak fitnah dunia yang bisa menggerus keimanan kita. Rasulullah saja berdoa untuk itu, tentu kita yang banyak dosa lebih pantas melakukannya.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu” (HR Tarmidzi)

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (QS. Ali Imran: 8).

Semoga, di penghujung Ramadhan tahun ini, kita tetap bisa kontinu beribadah bahkan sampai akhir kehidupan kita. Karena kita sadar kita bukanlah hamba Ramadhan, tapi hamba Allah Ta'ala. Kita sadar, Tuhan yang kita sembah di bulan Ramadhan adalah Tuhan yang sama yang kita sembah di luar Ramadhan.

Semoga, ketaatan yang kita lakukan yang dipandang orang sebagai ahli surga, memang begitulah sampai akhir hidup kita dan realitanya. Amalan lahiriyah kita seirama dengan amalan batiniyah kita.

Jangan sampai sebaliknya, amalan lahiriyah kita yang tampak sebagai amalan ahli surga, tapi amalan batiniyah kita justru amalan ahli neraka. Diam-diam tanpa diketahui orang, ternyata kita juga syirik kepada Allah. Diam-diam dalam keadaan sendiri ternyata rajin bermaksiat kepada Allah. Atau, tidaklah amalan ahli surga itu dilakukan kecuali dengan hati yang selalu riya'. Itulah diantara amalan ahli neraka meski tampak sebagai ahli surga dalam pandangan manusia. Na'udzubillah..

Wallahu A'lam
27 Ramadhan 1439 H

Penulis : Lidus Yardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar