Wajahnya teduh. Pembawaannya tunak. Cara tuturnya teratur. Religius. Jauh dari kesan ambisius. Punya visi hidup, dan tentu cerdas.
Begitulah, kesan saya tentang sosok Sandiaga Uno dari pemberitaan media massa. Dia adalah pengusaha sukses yang memiliki ribuan karyawan, memahami dunia ekonomi, faham dengan hitung-hitungan untung rugi, jelas memiliki kepribadian dan jiwa kepemimpinan.
Maka, ketika terdengar namanya digadang menjadi cawapres, saya senang. Ketika itu menjadi kenyataan, saya tenang, alhamdulillah di 2019 ada pilihan. Meski pilihan sebelumnya, hilang.
Secuil pun saya tidak percaya, demi kekuasaan untuk jabatan Cawapres, Sandiaga Uno rela membeli dengan harga milyaran. Tuduhan tanpa menunjukkan bukti itu kezaliman. Berprasangka baik untuknya lebih baik dilakukan.
Bagi saya, #2019GantiPresiden sudah menjadi azam dari awal, perlu ada perubahan, dan itu sebuah harapan, serta mengikuti Ijtima 'Ulama merupakan pilihan.
Saya tidak bisa melupakan rezim di mana PKI yang terlarang diberi ruang, ulama atau tokoh agama dikriminalisasi, pekerja asing diutamakan, aset negara digadaikan, dan media islam diblokir.
Orang terkadang lupa, bahwa ijtima' ulama tidak saja merekomendasikan Cawapres seperti UAS, tapi juga merekomendasikan Capres, yaitu Prabowo Subianto.
Dengan memilih Prabowo, atas rekomendasi ijtima 'ulama, paling tidak menguatkan pilihan dan meringankan beban pertanggungjawaban di hadapan Tuhan. Bismillah!
Wallahu A'lam
✍️ Lidus Yardi
Jumat, 10 Agustus 2018
Pukul 00.30 wib.
Penulis : Lidus Yardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar