Ulama kembali bereaksi. Ulama kini terang-terangan membahas kepemimpinan nasional. Kini suara ulama benar-benar didengar oleh pihak manapun setelah berhasil menggelar demo 212 secara damai. Nasional mengakui dan dunia memuji-muji. Kini peran ulama tidak sekedar mendorong mobil mogok. Ulama kini benar-benar mengawal mulai dari proses menentukan calon pemimpin hingga berkontribusi menggerakkan umat untuk mensukseskan pileg dan pilpres 2019. Ulama kini tidak menjilat kepada siapapun. Ulama kini mengembalikan peran pemimpin nasional kepada koridor yang sesungguhnya yaitu memeneg sumber daya yang dimiliki bangsa ini untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kesadaran bersama telah dibangun dan disepakati. Prabowo-Sandi mendapat amanah untuk menjadi pemimpin nasional yang religius. Pemimpin nasional yang menghargai nilai-nilai religius yang hidup di bumi Indonesia untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Pemimpin nasional yang tidak mengenal kompromi dengan paham komunisme yang telah mengkhianati negara dan bangsa ini beberapa kali. Kini partai politik dan masyarakat sipil bahu membahu mensukseskan pesta demokrasi 2019. Pesta demokrasi yang sangat menentukan arah Indonesia baru yang sangat dirindukan. Indonesia baru yang berdaulat dan mandiri. Berdaulat secara sikap dan merdeka secara teritorial dan mandiri dalam ketersediaan ekonomi. Bangsa yang setara dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa yang maju dan berkeadaban. Bangsa yang berkeadilan. Bangsa yang menjadikan hukum sebagai panglima, bukan hukum dijadikan alat kepentingan kekuasaan. Hukum untuk menciptakan keseimbangan. Hukum bukan sebagai alat untuk menyandera lawan. Hukum untuk meciptakan kepastian. Hukum untuk menumbuhkan rasa saling percaya. Hukum untuk meciptakan ketertiban, ketentraman dan soliditas sosial yang kokoh.
Penulis : Muslih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar