Kota Pekanbaru hari ini, sangat layak disebut kota sampah. Dimana-mana ada sampah yang dibuang warga disembarang tempat. Contoh, di sepanjang jalan Arwana, yang menghubungkan jalan Duyung dengan jalan Gulama, sampah menggunung dibadan jalan. Bau busuk menyengat sangat terasa kalau kita melewati jalan tersebut. Berkali-kali dibersihkan, dihari berikutnya, sampah beserak lagi. Pernah beberapa waktu yang lalu, dibulan Desember 2017, bapak Edi Wardilah, S.Pd selaku lurah Tangkerang Barat mengerahkan alat berat untuk membersihkan lokasi tersebut. Namun tidak berapa lama, warga kembali membuang sampah dilokasi tersebut. Alangkah terkejutnya penulis, kini sampah tersebut telah menjalar hingga ke jalan Kakap Merah, bahkan sampai ke tanah-tanah warga. Jenis sampah juga bercampur baur antara sampah organik dengan sampah unorganik. Sampah rumah tangga, pakaian bekas dan batu-batu pecah. Ini menjadi sumber datangnya berbagai penyakit dan sangat mengganggu nuansa keindahan kota. Lebih ironis lagi, sampah-sampah tersebut berada tidak jauh dari komplek perumahan penduduk, sekolah TK, mesjid dan pondok pesantren. Setiap melewati persimpang jalan Duyung ujung dengan jalan Arwana, pasti siapapun akan menyaksikan pemandangan yang sangat tidak mengenakkan. Gara-gara beberapa orang saja yang berbuat seperti itu, Perilaku warga yang membuang sampah sembarang tempat, membuat citra kota Pekanbaru menjadi buruk. Akan sangat berpengaruh terhadap minat investor yang akan berinvestasi di kota Pekanbaru. Bagaimana tidak, para wisatawan domestik dan manca negara akan enggan datang ke kota ini, bila sepanjang jalan, banyak ditemui sampah tidak pada tempatnya berserakan. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah kota Pekanbaru menyediakan disetiap depan toko disepanjang jalan Tuanku Tambusai, bak-bak sampah, dengan harapan, pemilik toko atau warga terdekat dapat membuang sampah pada bak sampah yang telah disediakan, namun sayang, keberadaan bak sampah tersebut tidak bertahan lama, hanya 2 bulan, lalu bak sampah tersebut rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Dan hingga hari ini, akibat bak sampah sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi, maka kita saksikan warga membuang sampah di sepanjang jalan Tuanku Tambusai berserakan di beberapa titik. Sekali lagi, ini sangat mengganggu keindahan kota Pekanbaru, karena sampah tersebut berada di "jantung" kota Pekanbaru. Belum lagi, kalau kita mulai masuk jalan Gulama, kira-kira 200 meter sebelah kiri, hal yang sama terjadi, sampah dibuang secara sembarangan dipinggir jalan, padahal jalan tersebut, sebagai jalan menuju kantor lurah Tangkerang Barat, tempat dimana setiap hari warga berdatangan untuk urusan kependudukan.
Solusi
1. Sebaiknya pemerintah daerah kota Pekanbaru, segera mengefektifkan peraturan daerah (perda) tentang sampah dan memberikan sanksi yang tegas terhadap siapapun yang melanggar perda tersebut.
2. Sebaiknya pemerintah kota Pekanbaru melalui dinas pendidikan, memasukkan materi kebersihan kedalam kurikulum, mulai dari PAUD, TK, SD & SLTP. Ini dimaksudkan agar warga Pekanbaru, benar-benar tumbuh, dibesarkan dalam lingkungan mencintai kebersihan dan menjiwai betapa pentingnya kebersihan bagi kesehatan jiwa dan fisik masyarakat kota Pekanbaru.
3. Bagi warga kota Pekanbaru yang memiliki kesadaran dan peduli terhadap masalah kebersihan, agar juga mensosialisasikan hidup bersih dan sehat dilingkungan dimana kita berada dan menjadi program peguyuban ditempat kita beraktifitas.
4. Lembaga dakwah seperti IKMI, MDI, DDII, IKADI dan lainnya, menjadikan kebersihan sebagai program permanen kelembagaan. Ini diharapkan agar kesadaran masyarakat tentang kebersihan benar-benar didasarkan pada kesadaran panggilan iman.
5. Sangat diperlukan kehadiran komunitas-komunitas peduli bersih lingkungan disetiap RT di kota Pekanbaru yang dipelopori oleh ibu-ibu PKK.
Penulis : Muslih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar