Setiap kebaikan membawa pengaruh kebaikan, sebagaimana keburukan juga membawa pengaruh keburukan. Pengaruh itu tidak saja dirasakan pada diri manusia, juga pada alam semesta.
Imam Abul 'Aliyah Ar-Riyah berkata, "Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi, berarti ia telah berbuat kerusakan di muka bumi. Karena bumi dan langit menjadi baik dengan sebab ketaatan kepada Allah".
Sebaliknya, bumi dan langit, darat dan lautan menjadi rusak disebabkan oleh perbuatan 'tangan', kemaksiatan, atau dosa yang dilakukan oleh manusia (lihat tafsir Ibnu Katsir QS 30:41).
Rasulullah pernah menjelaskan, bahwa Hajar Aswad merupakan batu dari surga. Awalnya batu itu berwarna putih bahkan lebih putih dari air susu. "Kemudian..." kata Rasulullah, "Dosa-dosa anak Adamlah (manusia) yang membuatnya sampai berwarna hitam" (HR Tarmidzi, disahihkan oleh Syaikh Al-Abani).
Pada masa Umar bin Abdul Aziz RA dikisahkan, keberkahan atas kepemimpinannya yang adil dan amanah tidak saja dirasakan oleh manusia, tapi juga dirasakan dan berpengaruh kepada binatang dan tumbu-tumbuhan sekitarnya.
Dalam kitab Hilyatul Auliya dikisahkan, bahwa Malik bin Dinar pernah ditanya oleh pengembala kambing tentang siapa khalifah saleh yang memimpin saat itu. Karena dia heran serigala tidak lagi memangsa kambing di kampung-kampung, justru keduanya hidup rukun dan damai. Dan dia yakin, itu tidak terjadi kecuali saat dipimpin oleh pemimpin yang beriman dan bertakwa.
Dalam musnad Imam Ahmad juga dikisahkan, pada masa Umar bin Abdul Aziz RA biji gandum pernah tumbuh sebesar biji kurma. Salah satu khalifah Bani Umayyah yang memerintah tidak sampai tiga tahun ini (99 -102 H), dampak dan pengaruh baik atas kepemimpinannya dirasakan oleh alam sekitarnya.
Allah Ta'ala berjanji, jikalaulah penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, maka akan dimunculkan keberkahan hidup di negeri itu dari langit dan bumi. Tapi, jika penduduk negeri itu justru mendustakan ayat-ayat Allah, banyak melakukan perbuatan maksiat dan dosa, maka kehidupannya akan susah dan tersiksa (lihat QS 7:96).
Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Rahmat bagi manusia, juga rahmat bagi batu, laut, tumbuh-tumbuhan, dan binatang. Saat nilai dan ajaran Islam dicampakkan dari kehidupan, kemaksiatan justru bertebaran, maka saat itulah rahmat Allah hilang dan kerusakan di alam pun datang.
Tidak heran, matinya satu pendosa di bumi akan membawa kebaikan dan disyukuri oleh penduduk bumi. Karena bumi tidak tahan ada kemaksiatan yang terjadi di atasnya.
Sebab itu, ketika Allah telah mengizinkan bala tentaranya berupa bumi, tanah, lautan, gunung, hujan, atau angin untuk menghukum manusia atas kemaksiatan yang dilakukannya, 'mereka' pun menjadi mesin pemusnah yang tak kenal ampun. Bencana alam dan kerusakan pun terjadi agar manusia kembali kepada Allah.
Jadi, perbuatan buruk berupa dosa dan perbuatan baik berupa takwa berpengaruh dalam kehidupan manusia dan alam sekitarnya. Begitu pula, pemimpin yang baik akan mendatangkan kebaikan dan pemimpin yang buruk akan mendatang keburukan.
Wallahu A'lam
----------------------
✍️ Lidus Yardi
Jumat, 21 Rabiul Akhir 1440 H
Tulisan yg Bernas, Reflektif dan Qur'ani. Patut jd evaluasi diri bg setiap kita.
BalasHapus