Rabu, 26 Desember 2018
KETIKA PEMANGKU ADAT BICARA
Hari Ahad tanggal 23 Desember 2018 adalah hari yang bersejarah. Peristiwa adat terjadi di rumah Mak Datuk Mudo Suku Limo Singkek di Jorong Balai-Balai Nagari Kacang Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok. Acara Pasambahan Batagak Gala berlangsung penuh hikmat. Hadir para datuk, pandito, dubalang, bundo kandung, ninik mamak dan para undangan. Dari awal prosesi hingga akhir acara dilakukan secara musyawarah mufakat. Penuh penghormatan kepada seluruh peserta yang hadir. Tidak ada satu pun yang interupsi. Tidak ada potong memotong pembicaraan. Masing-masing telah disediakan waktu yang cukup untuk berbicara. Masing-masing akan berbicara, pada waktu yang tepat. Suasana acara, hangat dan sangat komunikatif. Bundo Kandung, sangat cekatan mempersiapkan segala sesuatu terkait persiapan konsumsi dan akomodasi. Petuah-petuah, petitih-petih terus mengalir tiada henti. Sebagai bahagian dari peserta dikegiatan adat tersebut, penulis merasa tidak ada apa-apanya. Sungguh kesombongan apa yang membuat kita lupa diri. Secara usia, penulis sudah 47 tahun. Tetapi sesepuh adat yang yang telah berusia 90 tahun masih bersemangat memimpin ritual adat. Tidak sedikit diantara mereka yang memiliki pengalaman hidup yang cemerlang. Mungkin sebahagian diantara mereka adalah perantau-perantau ulung dizamannya. Tetapi mereka tetap rendah hati ketika mereka kembali kepangkuan kampung halaman. Kini mereka didaulat menjadi pemangku-pemangku adat. Raso jo pareso menjadi "pakaian" sehari-hari. Ini sangat terasa ketika penulis berinteraksi dengan mereka, tepatnya sa'at penulis berkomunikasi intensif terkait dengan persiapan-persiapan acara Pasambahan Batagak Gala. Sampai dipuncak acara, Mamak Mantari Labih yang sekaligus juga sebagai Ninik Mamak Nagari menyampaikan pengumuman gelar adat. Bapak Sopiandi, A.Md bagala LENGGANG BATUAH dan penulis sendiri bagala PAKIAH MUDO.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar