Entah dari mana dan kapan mulainya istilah "kurang ajar" itu tidak baik didengar dan terkesan kurang pantas untuk diucapkan. Istilah itu seakan telah menjadi umpatan dan makian yang mendikte buruk seseorang.
Padahal, ketika seseorang melakukan kesalahan dan kekeliruan, apalagi karena memang sebelumnya dia tidak mengeketahui suatu persoalan, kondisinya memang dalam keadaan "kurang ajar".
Kata 'ajar' dalam KBBI V berarti "petunjuk yang diberikan kepada seseorang supaya diketahui". Nah, ketika seseorang melakukan kesalahan atau kekeliruan berarti dia kurang ajar, kurang petunjuk.
Ketika ada anak melawan kepada orangtuanya atau gurunya, berarti dia kurang ajar. Sebab ia masih perlu tambahan petunjuk sehingga ia mengetahui, bahwa adab dan sopan santun kepada orang lain itu suatu kebaikan.
Kalau ada orangtua yang tak mau mendidik dan mengabaikan anaknya, sehingga anaknya menjadi kurang ajar, jelas ini suatu kesalahan. Maka orang tua seperti itu pantas disebut orang tua kurang ajar pula. Karena ia masih butuh ajar atau petunjuk agar dia tahu mendidik anak itu suatu kewajiban.
Hakikatnya, semua kita masih perlu petunjuk kebaikan, yang terkadang lupa dan berbuat kesalahan, yang memang butuh selalu untuk diingatkan, maka kita butuh tunjuk dan ajar, karena kita memang kurang ajar.
Sebab itu kita harus terus dan terus belajar, tambah terus ajarnya, karena banyak di antara kita yang memang masih kurang ajar! 😂
Penulis : Lidus Yardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar