Banyak peguyuban, partai politik, pebisnis, penda'wah agama, ilmuan, tokoh masyarakat ikut bergabung mensosislisasikan idenya, produknya melalui media sosial (medsos). Kita ambil contoh Ustadz Yusuf Mansur dengan raja bisnisnya paytren. Belum lagi beliau mengelola rumah tahfiz, yang mendunia. Hampir disetiap kota hingga desa berdiri rumah tahfiz, idenya Ustadz Mansur. Begitupun pay tren, bisnis ini merambah mulai dari bidang jasa hingga ke ritail. Aplikasi paytren sangat membaca berbagai perkembangan teknologi. Terjadi beberapa kali pembaharuan aplikasi, tentunya disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan para anggota yang hingga saat ini mencapai 1.5 juta lebih. Bahkan memiliki ambisi untuk mendirikan bank paytren, membeli saham-saham perusahaan dalam negeri yang telah diakuisisi asing. Ustadz Yusuf Mansur adalah sosok multi talenta, iya sebagai da'i, iya sebagai enterpreneurship tulen, iya sebagai penulis buku best seller, iya sebagai pendidik dan juga sebagai kepala keluarga yang sosok da'i tapi menyekolahkan anaknya hingga ke Amerika. Baru-baru ini, beliau membeli sebahagian besar saham salah satu club sepak bola di negeri ini. Ide-ide Ustadz Yusuf Mansur sangat genial, sangat brilian, now banget. Kalau menggunakan teori kepemimpinan terbaru yang penulis peroleh dari diskusi di Pekanbaru dengan Djayadi Hanan, PhD, Direktur Saiful Mujani Research & Consuting (SMRC). Beliau katakan bahwa kepemimpinan yang diperlukan saat ini adalah mereka yang mampu : 1. beradaptasi dengan berbagai perkembangan zaman yang ada 2. Berinovasi senantiasa 3. Rakus terhadap ilmu 4. Menyatakan zero (0) terhadap sifat malas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar