Rabu, 14 Februari 2018

PRAGMATISME (MERASUK HINGGA KE SUM-SUM ORGANISASI)

Proses demokrasi diruang komunikasi organisasi IKKA mengalami penurunan mutu. Proses pengambilan keputusan di proses-proses musyawarah/ rapat sering kurang terelaborasi dengan baik. Bahkan terkadang pada level acara-acara nasional pun terceletuk kata-kata, "udah, ini kan musyawarah organisasi kampung, nggak usahlah pakai ini itu segala, njelimet. Termasuk ketika bicara tentang kourum sebuah acara, sering kita pragmatis, dengan celetukan, "udahlah mau apa lagi, lanjut aja, biaya udah banyak keluar, mereka kan udah diundang, mereka tidak hadir, itu urusan mereka, yang penting kita apa adanya", setuju ? Forum pun secara spontan menjawab, "setujuuuu". Kekurang cermatan, disadari atau tanpa disadari  telah dimulai dari awal. Kadang sebuah acara nasional seperti Mubes, panitia kurang memperhatikan dalam hal ; 

1. Surat mandat dari IKKA-IKKA
    cabang, sering diabaikan.
2. Jumlah utusan, sering tidak dicek.
3. Tidak dihitung antara sidang-sidang
     komisi yang direncanakan di tatib
     dengan jumlah utusan dari IKKA
     cabang, sehingga mempengaruhi
     disidang-sidang komisi yang hanya
     dihadiri segelintir orang saja.
4. Ketika acara sudah dimulai, panitia
     tidak menjalankan daftar hadir
     Peserta rapat. Sebahagian mereka
     adalah utusan yang diberi mandat,
     namun saat acara berlangsung, yg
     harusnya dihadiri oleh beliau, tapi
     karena panitia kurang mengontrol
     kehadiran peserta, sebahagian
     peserta lebih memilih jalan-jalan
     atau tidur-tidur di rumah saja. 
5.  Menyiapkan tata tertib acara.
6.  Menyiapkan rancangan keputusan
      sidang.
7.  Notulen rapat, sering diabaikan.
    Hasil-hasil rapat mestinya dibaca-
      kan saat rapat selesai.

Ketidaksiapan berbagai keperluan ter-
sebut berdampak jangka panjang bagi
kelancaran organisasi IKKA. Di
rapat-rapat ketika acara, orang tidak
mempersoalkan. Tapi ketika ada ke-
pentingannya tidak terpenuhi, mulai
lah sibuk mencari celah salah, keputu-
san diambil Tidak kourum dan lain-lain.
Berorganisasi perlu kesabaran yang
berlipat-lipat. Sebahagian anggota maunya serba instan. Detik ini ingin, detik itu juga wajib ada. Apalagi eranya sekarang, era didigital sangat
mempengaruhi pola relasi antar umat
manusia. Terbentuknya berbagai komunitas-komunitas yang cukup menggunakan  hp saja dalam berkomunikasi dengan kecepatan dan mobilitas yang tinggi, dinilai lebih ekonomis, sangat mempengaruhi pola komunikasi ke organisasi-organisasi
konvensional  yang sebahagiannya masih menggunakan pola komunikasi organisasi gaya lama, rapat dulu dan segala keputusan diketik dulu kemudian baru diantar satu persatu ketempat tujuan. Memang diperlukan kearifan dalam menyikapi berbagai dinamika dan perkembangan teknologi akhir-akhir ini. Organisasi-organisasi peguyuban harus meredefinisi tentang komunikasi organisasi secara holistik sehingga eksistensinya tetap diharapkan mampu berhadapan dengan tantangan zaman yang terus berubah dan berubah tiap detik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar