Seringkali Allah Subhaana Wa Ta'ala memanggil orang-orang beriman (mukmin) dalam Alquran agar bertakwa (jadi muttaqin), dan bukan sebaliknya. Berarti, iman dulu baru kemudian dituntut untuk bertakwa.
Maka, orang mukmin belum tentu muttaqin dan orang muttaqin pasti telah mukmin. Sebab itulah, bukti orang mukmin adalah takwa. Dan ciri orang bertakwa adalah keimanan.
Tapi ingat, Allah menyuruh kita bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa (haqqa tuqaatih). Ini berarti, ada takwa hamba yang masih pura-pura atau belum sungguh-sungguh. Ini terjadi mungkin karena iman masih lemah, baru di level lisan, sedikit di hati, dan minim realisasi.
Padahal, iman itu tasdiqu bi qalbi (terhujam di hati), iqraru bil lisan (diucapkan oleh lidah), wa 'amalu bil arkan (dan dibuktikan tubuh dengan amal perbuatan). Itulah sejatinya iman.
Maka, ketika ada orang yang mengaku beriman, Allah bantahan (lihat QS Al Hujarat: 14). Mereka belum beriman, tapi hanya sekedar muslim. Karena muslim bisa saja sekedar pengakuan, sedang iman menuntut adanya pembuktian.
Sebab itu, muslim belum tentu mukmin dan mukmin pasti muslim. Ibnu Katsir berkata: “Setelah Islam (menjadi muslim) ada tingkatan selanjutnya yang lebih tinggi yaitu Iman (menjadi mukmin)”. [Lihat https://muslim.or.id/17029-fatwa-ulama-manakah-yang-lebih-dulu-islam-atau-iman.html].
Jadi, iman dan takwa, atau takwa dan iman, bagi seorang muslim tidak terpisah. Jika terpisah, baik iman maupun takwa, takkan pernah sejalan. Karena tidak diterima takwa seseorang tanpa iman, tidak sempurna iman seseorang tanpa ketakwaan.
Kita dituntut untuk bertakwa, dan sebenar-benar takwa. Di mana dan kapan saja berada, sesuai dengan kemampuan kita. Takwa itulah bekal hidup kita. Dan dengan itulah kita mulia di sisi Allah dan hidup menjadi berkah.
Takwa, atau melaksanakan apa yang menjadi perintah dan meninggalkan apa yang menjadi larangan Allah dan Rasul-Nya, tidak akan sempurna, bahkan tertolak tanpa iman (tauhid) kepada Allah Ta'ala.
Semoga kita benar-benar menjadi hamba Allah, seorang muslim yang beriman, dan istiqomah dalam keimanan dan ketakwaan kepada Allah Ta'ala. Semoga.
Wallahu A'lam
✍️ Lidus Yardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar