Miftahul Jannah, namanya banyak disorot media setelah dia dilarang wasit karena memakai jilbab untuk mengikuti final judo utusan dari Indonesia melawan Oyun dari Mongolia untuk kelas 52 kg diacara Asian para games 2018 yang diadakan di Indonesia. Akhirnya, karena Miftahul Jannah bertahan dengan keyakinannya yakni tetap berjilbab, sang wasit akhirnya mendiskualifikasi beliau dan Oyun dinyatakan sebagai pemenangnya. Hingga tulisan ini dibuat, berita tentang hal ini masih hangat dibicarakan baik melalui media-media mainstream maupun media-media online. Ditengah zaman, dimana banyak orang berburu uang korupsi, mulai dari mantan menteri hingga mantan kepala desa. Mulai yang dikorupsi dari puluhan juta hingga triliunan rupiah. Muncul sosok perempuan dari negeri Aceh Darussalam dengan mental baja menyuarakan prinsip hidupnya yang tak tergoyahkan. Miftahul Jannah, pejudo terbaik Indonesia sa'at ini untuk kelas 52 kg, benar-benar ingin memposisikan manusia terbaik versi manusia dan terbaik menurut Allah Sang Pencipta dirinya. Tapi harapan Miftahul Jannah tidak gayung bersambut. Miftahul Jannah lebih memilih untuk tetap istikomah walau prestasi puncak sebagai juara 1, gagal di raih. Sangat jarang zaman sekarang, orang memiliki sikap dan prinsip hidup seperti Miftahul Jannah. Tinggal selangkah lagi, maka dunia dalam genggamannya. Namun dia memilih jalan lain. Dia sangat menghormati jilbab sebagai perintah ajaran agama dan melanggarnya adalah sebuah kesalahan. Apalagi bila kesalahan itu dilakukan dalam keadaan sadar dan sengaja. Itu yang tidak sanggup dilakukan Miftahul Jannah. Dalam dadanya masih ada iman. Dalam dadanya masih ada Islam. Imannya yang membimbingnya mana yang baik dan mana yang buruk. Islam yang mengajarkan kepada Miftahul Jannah untuk selalu patuh, ta'at dan tunduk kepada yang menjadikan dirinya. Sesuai dengan namamu Miftahul Jannah yang artinya kunci surga. In shaa Allah.
Penulis : Muslih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar