Minggu, 18 November 2018

REUNI 212, UNTUK KEPENTINGAN SIAPA ?

Para alumni 212 akan mengadakan shilaturrahmi nasional pada hari Ahad tanggal 2 Desember 2018 bertempat di sekitar Tugu Monas Jakarta. Kegiatan tersebut telah mendapatkan izin tertulis dari Gubernur DKI, Anies Baswedan. Telah berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya. Panitia telah menyediakan 50 titik tempat singgah untuk istirahat bagi peserta yang datang dari luar Jakarta. Sebagai ruang keumatan, tentu pertemuan para alumni 212 memiliki agenda keumatan yang segera disikapi. Agenda keumatan yang maksud adalah memuliakan kalimat Tauhid yang beberapa waktu yang lalu, bendera bertuliskan kalimat Tauhid dibakar oleh Banser dengan alasan, bendera tersebut adalah bendera HTI. Meski masalah bendera telah diselesaikan oleh Bapak Wakil Presiden RI bersama beberapa ormas Islam di pertemuan beberapa waktu yang lalu, namun rasa kecewa akibat putusan pengadilan dinilai terlalu ringan kepada pelaku pembakar bendera tersebut. Bagi alumni 212, penistaan agama, apapun bentuknya, harus dihentikan karena akan menimbulkan gejolak sosial di masyarakat. Para pelakunya harus diadili dengan hukuman maksimal. Ini masalah sensitif terkait keyakinan. Bila terkait dengan keyakinan, apapun akan dilakukan, demi membela sesuatu yang sakral. Bahkan nyawapun rela untuk dipertaruhkan. Adapun agenda umat yang akan dilaksanakan yaitu dzikir, istighosah kubro dan tausiah. Jubir PA 212, Habib Novel Bamukmin juga menjanjikan untuk mengibarkan satu juta bendera bertuliskan kalam Tauhid dengan berbagai warna. Penulis dikesempatan ini, sangat mengharapkan agar sebaiknya pihak manapun, termasuk polisi, jangan berprasangka negatif bila pengibaran bendera Tauhid benar-benar dilaksanakan. Itu semata-mata ekspresi rasa cinta para alumni 212 terhadap kalimat Tauhid. Tidak ada hubungan sama sekali dengan gerakan radikal apapun, termasuk HTI. Ini murni semangat ingin membela agama yang mereka yakini kebenarannya. Jangan sekali-kali dilecehkan. Dengan berkumpul bersama-sama, tumbuh rasa persaudaraan seiman, yang mana bila salah satu dari organ tubuh disakiti, maka organ tubuh yang lain juga turut merasakan sakitnya disakiti. Begitulah profil Mukmin yang sesungguhnya.

Penulis : Muslih 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar