Kamis, 06 Desember 2018

TV UMAT, MUNGKINKAH ?

Belajar dari peliputan media terhadap peristiwa besar, reuni alumni 212 pada Ahad 2 Desember 2018 di Tugu Monas dan sekitarnya, dimana hanya satu TV One saja yang menyiarkan secara langsung, membuat banyak pihak bertanya-tanya, ada apa dibalik ini semua, bahkan pakar komunikasi, Efendi Gozali pun tak terkecuali menggugat hal tersebut. Tidak dipungkiri bahwa acara reuni 212 bertepatan dengan tahun-tahun politik. Masa-masa kampanye pileg dan pilpres. Masa-masa tarik menarik kepentingan. Siapa berpihak siapa. Bisa saja beberapa pemilik TV tersebut pendukung koalisi yang calon presidennya tidak menghadiri acara reuni 212, sehingga ogah untuk meliputnya. Bila ditelisik dari ilmu jurnalistik, sikap seperti ini jauh dari nilai-nilai luhur jurnalistik itu sendiri. Bayangkan, seandainya saja TV One disa'at itu juga tidak meliput, lalu masyarakat memperoleh informasi dari jalur-jalur "gelap", dan informasi yang disampaikan juga tidak siaran langsung. Sangat mungkin, akan timbul kecemasan massal dari keluarga yang ditinggal. Akan timbul rasa marah yang bersangatan kepada pemerintah terutama karena ketidakadilan distribusi informasi yang seharusnya dikonsumsi publik tetapi itu tidak dilakukan. Belum lagi ditambah dengan informasi dari luar negeri tentang kegiatan reuni alumni 212 yang tentu berdasar analisa dan kepentingan mereka yang bisa jadi itu kontraproduktif bagi kepentingan bangsa Indonesia. Sungguh, bila telah demikian adanya, bangsa ini berada diambang krisis informasi akut. Harus segera dicari solusi genial. Penulis berpendapat, sa'atnya umat memiliki TV milik umat. Modalnya diperoleh dari rakyat. Sahamnya, rakyat yang membeli. Sama seperti ketika koran Republika akan lahir. Sama seperti ketika awal berdirinya Rumah Sakit Ibnu Sina. Ulama berkeliling dari mesjid ke mesjid mengumpulkan infak dari jama'ah untuk mewujudkan sebuah cita-cita berdirinya Rumah Sakit Islam pertama di Riau. Dulu orang apatis, dengan munculnya ide tentang bank syari'ah. Namun setelah beberapa tahun, bank Muamalat pertama Syari'ah tetap eksis, menyusul kemudian bank BRI Syari'ah, bank BNI Syari'ah, bank Mandiri Syari'ah dan seterusnya. Jadi ide adanya TV Umat adalah rasional dan sangat diperlukan agar bangsa ini terhindar dari oligarki disektor informasi dan pertelevisian.

Penulis : Muslih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar