Untuk menjadi umat yang istimewa, perjuangan kita memang tak biasa. Akan mengambil banyak peran, waktu, usaha, doa, dan kesabaran kita.
Bagi musuh sudah jelas, apapun perjuangan umat ini tidak akan pernah baik di mata mereka. Mereka tidak akan pernah senang sampai millah mereka kita jadikan ikutan.
Sementara itu, orang munafik tidak akan pernah mengerti manisnya cinta dalam perjuangan ini. Mereka selalu berselindung dibalik topeng kepalsuan.
Jangan heran, sisi buruk perjuangan umat ini begitu jeli mereka pandang, sementara sisi baiknya mereka sembunyikan dan diamkan.
Perjuangan ini akan terasa berat bukan karena musuh menghadang, tapi ada penghalang yang kita sangka kawan. Kerja mereka menggunting dalam lipatan. Dalam kamus perjuangan itulah yang disebut dengan pengkhianatan.
Bersabarlah, tidak ada yang sia-sia dalam setiap perjuangan ikhlas menolong agama mulia ini. Sekecil apapun itu, hatta seuntai do'a yang kita panjatkan.
Harus ada peran, bukan saling menjatuhkan. Harus ada kebersamaan, bukan saling bermusuhan. Ada saatnya, kita memang saling mengingatkan.
Bukankah Allah telah mengingatkan, ada yang harus maju ke gelanggang dan ada pula yang tetap menuntut ilmu untuk memberi peringatan.
"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya" (QS At-Taubah: 122).
Inilah perjuangan kita. Melawan kedzoliman, kebatilan, kekufuran, dan setiap permusuhan terhadap Islam. Ambillah peran itu, sekecil apapun, jangan nyinyir dan jadi pecundang.
Allahul musta'an.
By. Lidus Yardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar