Jumat, 26 Oktober 2018

TAUHID

Tauhid, meng-Esakan ALLAH, meyakini tidak ada tuhan yang layak diibadahi kecuali Allah, LAA ILAHA ILLALLAH, itulah tujuan kita diciptakan Allah Subhaana Wa Ta'ala.

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku" (QS Az Zariyat: 56).

"Liya'buduun" pada ayat di atas menurut para ulama adalah "meng-Esakan Allah", dan itu berarti tauhid. Sebab itu, apapun yang dipandang sebagai ibadah tidak akan diterima di sisi Allah tanpa tauhid.

Tauhid itu seperti nafas kehidupan kata Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madakhali. Jika ia tiada, maka kita akan mati. Maksudnya, kehidupan yang kita lalui tidak ada lagi nilainya di sisi Allah tanpa tauhid.

Sebab itu, kebaikan apa pun yang kita lakukan, tidak akan pernah dipandang sebagai kebaikan menurut Islam, selama tidak bertauhid kepada Allah. Karena tauhid syarat utama ibadah diterima Allah.

Tauhid, inilah tujuan kita dihidupkan. Tauhid, inilah inti dakwah umat Islam. Tauhid, inilah nasihat yang paling agung disampaikan. Maka, tidak seorang pun nabi diutus Allah, kecuali semuanya mengajak manusia bertauhid kepada Allah Ta'ala.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَۖ

"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut” (QS An Nahl: 36).

Tidak ada ucapan yang terbaik di muka bumi, kecuali ayat-ayat Alquran. Tidak ada kalimat terberat timbangannya di sisi Allah, kecuali LAA ILAHA ILLALLAH. Dan tidak ada ilmu yang paling mulia untuk dipelajari, kecuali ilmu yang membuat kita mengenal Allah Ta'ala.

فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ

"Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) kecuali Allah" (QS Muhammad: 19).

Dengan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH itu kita hidup, dengan kalimat itu pula kita berharap mati, dan dengan kalimat itu pula jaminan surga menanti.

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

"Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah LAA ILAHA ILLALLAH, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud).

Semua ini cukup menjadi alasan pemuliaan kita terhadap kalimat tauhid. Selanjutnya, pemuliaan itu harus tampak nyata dalam setiap ketaatan dan ketundukan kita terhadap perintah dan larangan Allah. Tanpa merusaknya dengan kesyirikan kepada-Nya.

Karena tidak ada alasan bagi Allah untuk menghancurkan dan menghinakan manusia sepanjang sejarah, kecuali kesyirikan.

قُلْ سِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلُۚ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ

Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di muka bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum: 42).

Wallahu A'lam.
✍️ Lidus Yardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar