Bang Dahnil, kamu tidak sendirian. Sosokmu yang selalu siap dalam segala keadaan, membuat aku semakin yakin, kalau pilihanmu untuk terjun ke politik, memang ijtihad politik yang cerdas. Kewibawaanmu datang lebih cepat dari usiamu. Aku bangga punya abang yang bisa dicontoh. Persoalan hukum yang sedang kamu hadapi hari ini, belum ada apa-apanya, dibanding besarnya cita-citamu untuk segera bersama-sama mengatasi masalah bangsa yang sedemikian berat ini. Kamu sebagai sosok generasi milenial yang ditakdirkan memiliki kesadaran berbangsa dan bertanah air Indonesia tak lepas dari bimbingan para "orang tuamu" di Muhammadiyah. Muhammadiyah telah mengantarkanmu tidak saja menjadi pemimpin di organisasi otonom (ortom) dilingkup Muhammadiyah saja, tapi lebih dari itu, Muhammadiyah telah ikhlas mewakafkan dirimu sebagai calon pemimpin bangsa kedepan. Sebagai anak bangsa yang usiaku juga mungkin lebih kurang sama dengan usiamu bang Dahnil, sa'at ini masih berjuang untuk mendapatkan apa yang disebut orang dengan kemapanan. Tapi disa'at yang bersamaan, kamu justru melepaskan status PNS mu sebagai dosen, menuju situasi sangat rawan fitnah. Membuat tidurmu tidak senyenyak dulu. Kamu yang sekarang akan terus ditempa oleh zaman untuk menjadi sosok generasi milenial yang jiwanya lebih keras dari baja. Andaipun kemudian kamu berada dibalik jeruji besi, semua itu tidak membuatmu hina dimata anak bangsa. Semua mata sa'at ini tertuju ke kamu bang Dahnil. Kahadiranmu dikancah perpolitikan sa'at ini membuat kami anak bangsa bersatu padu untuk terus berjuang meneruskan cita-cita besarmu. Teruslah berjuang wahai anak bangsa, Bang Dahnil Anzar Simanjuntak.
Penulis : Muslih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar