Sabtu, 10 November 2018

BUNG TOMO

Nama Bung Tomo identik dengan gelegar pekikan ALLAHU AKBAR pada tanggal 10 Nopember 1945. Dan suara itu jualah yang membangkitkan semangat jihad bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Bangsa ini tidak ingin dijajah lagi oleh Belanda yang ingin kembali ke Indonesia bersama negara sekutu. Karena pahit dan getirnya rasa dijajah, Bangsa Indonesia lebih memilih melawan walau hanya dengan bambu runcing sekalipun. lebih memilih mati syahid daripada hidup terhina dina. Merdeka atau mati. Bangsa ini sadar, ketika kedaulatan terusik sedikit saja, maka inipun menjadi kegelisahan kolektif. Telah berkali-kali bangsa ini ingin dikuasai oleh bangsa lain dengan berbagai cara. Alhamdulillah, selalu gagal. Begitu juga ketika bangsa ini, selalu dikhianati PKI beberapa kali. Alhamdulillah, selalu pengkhianatan itu berujung kepada kegagalan. Nilai-nilai persatuan yang digagas para pemuda tahun 1928 menjadi kunci keberhasilan. Masyarakat sipil dan militer bersatu padu menghadapi berbagai gejolak sosial yang timbul. Dalam situasi sa'at ini, pola penjajah ingin menguasai bangsa ini sudah bergeser. Mereka ingin menguasai kita dengan memberikan uluran pinjaman. Ketika kita menghadapi kesulitan pembayaran, mereka mulai menekan kita. Ingat ! Ketika kita berhutang dengan IMF beberapa tahun yang lalu. Mereka mendikte kebijakan kita. Ini yang boleh dilakukan dan ini yang tidak boleh dilakukan. Ketika itu kita benar-benar telah hilang kedaulatan kita sebagai bangsa. Kita terpaksa mengikut kemauan mereka. Inilah penjajahan gaya baru dan caranya sangat halus. Kesannya menolong, tetapi sesungguhnya mereka sedang menguasai kemerdekaan kita. Kalaulah Bung Tomo masih hidup dan menyaksikan bagaimana kita mengelola bangsa ini hari ini, tentu beliau akan dengan lantang mengajak kita untuk keluar dari kerumitan ini. Yaitu kerumitan menjadi seorang yang terbelenggu karena hutang. Yang bunganya saja kita harus bayar satu triliun perharinya.

Penulis : Muslih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar