Begini, kalo Anda tidak ingin dipoligami, tak ingin berpoligami, tak apa-apa, tak masalah. Memang ada pilihan, bahkan bisa menjadi prinsip dalam kehidupan. Saya juga bisa bersikap demikian.
Sampai di situ, tidak ada masalah. Karena syarat poligami memang tidak mudah. Allah pun menawarkan, jika tak mampu berlaku adil, cukup satu saja (lihat QS An-Nisa: 3).
Tapi, kalo Anda muslim, ngakunya mukmin, ngomongnya gini, "Saya tidak setuju poligami!", "Saya Antipoligami!", bahkan, "Saya menolak poligami!" Hati-hati kawan. Kalau pun omongan itu tidak ditujukan untuk menghina poligami, omongan itu tetap harus 'didudukan'. Biasanya omongan seperti itu sering terucap dgn penuh kebencian.
Begini, poligami itu syariat Islam, atau diatur di dalam Islam, alias terdapat di dalam Alquran. Pasti ada hikmahnya. Satu saja ajaran Alquran yang Anda tolak, berarti Anda menolak syariat Allah, ancamannya Anda murtad. Itu artinya, syahadat Anda tak berlaku lagi.
Jadi, ketika Anda ngomong, "Saya tidak setuju poligami", "Saya antipoligami", bahkan "Saya benci poligami", secara tidak langsung Anda mengatakan tidak setuju, anti, dan benci syariat Islam, syariat Allah, tentang poligami.
Sekali lagi, hati-hati. Anda boleh memilih tidak mau dipoligami atau tidak berpoligami dalam hidup Anda, tapi Anda kalo muslim tidak boleh mengatakan "tidak setuju, anti, atau menolak poligami". Karena itu mengandung penolakan terhadap ketetapan poligami sebagai syariat Islam.
Tidak masalah Anda punya prinsip dalam hidup, bahwa Anda tidak akan berpoligami atau tidak akan pernah mau dipoligami. Asal, Anda tetap mengimani bahwa poligami itu syariat Islam. Bagian dari keimanan Anda yang punya dalil atau landasan.
Itu artinya, Anda masih menerima poligami itu bagian dari syariat agama, bagian dari keimanan Anda sebagai seorang muslim, meskipun anda tidak mengamalkannya. Dan tetap menghormati saudara Anda yang mau dan mampu mengamalkannya.
Sikap seperti itu lebih selamat, dan menunjukkan Anda setidaknya lebih faham bagaimana seharusnya mendudukan persoalan tentang poligami. Tidak mengikuti akal bahkan perasaan dalam memahami agama.
Sehingga, ketika mendengar kata dan bicara tentang "poligami"--terutama untuk sebagian ibu-ibu nih 😁--jangan bawaannya emosi saja, buruk saja, marah saja. Bertenang dikit ngapa. Pelan-pelan.
Kan aneh aja, ngakunya muslim, beriman kepada Allah, tapi tak senang dengan syariat Allah tentang poligami. Ngaku muslim, tapi sesak nafas dengar kata jihad, potong tangan, rajam, atau istilah kafir.
Biasanya, yang model begitu tu, yang tidak senang dengan ajaran dan istilah Islam ya orang-orang kafir. Kalau tidak mereka, siapa lagi kalau bukan kaum liberalis, munafik, atau komunis!
Wallahu A'lam
☘️ By. Lidus Yardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar